Masyarakat Jawa sangat paham dengan makna kata "suwung" yang menjadi judul tulisan ini. Kata ini mengandung makna paradoks. Bila kita membayangkan sebuah garis linier imajinatif, "suwung" menduduki tiga titik yang berbeda-beda pada garis linier imaginatif tersebut. Pada titik yang paling dekat dengan imajinasi pikir kita, "suwung" berarti gila, kurang waras, "gendeng", atau yang lebih populer disebut "kenthir". Orang yang menderita gangguan kejiwaan sering mengalami suasana hilang ingatan. Dia tidak tahu siapa dirinya, apa keinginannya, untuk apa dia hidup. Pendek kata, kesadaran akan diri dan lingkungannya tidak terdapat dalam dirinya alias "suwung" itu tadi.
Belajar Mandiri adalah sebuah upaya untuk mempromosikan kegiatan belajar yang kreatif, sederhana, dan menyenangkan. Pemikiran dasarnya dilandasi oleh naluri hakiki manusia bahwa sejatinya kita semua adalah makhluk yang selalu dan harus terus-menerus belajar dari kehidupan. Kehidupan terlalu berharga untuk diabaikan tanpa upaya pembelajaran dan pengembangan diri.
Salamat Datang
Selamat datang di belajarmandiri, sebuah sarana untuk menjadikan belajar sebagai gaya hidup.
Non scholae sed vitae discimus
Ungkapan di atas berasal dari pepatah kuno Latin yang memiliki makna mendalam bahwa manusia belajar bukan demi belajar itu sendiri (sekolah) melainkan demi kehidupan. Rasanya, makna ini sangat relevan dengan kondisi sekarang ketika para pelajar hanya belajar demi mendapatkan nilai yang baik, demi lulus ujian, namun melupakan makna belajar yang sesungguhnya: melatih dan menempa diri untuk hidup yang lebih baik di masa kini dan mendatang.
Langganan:
Postingan (Atom)