Salamat Datang

Selamat datang di belajarmandiri, sebuah sarana untuk menjadikan belajar sebagai gaya hidup.

Non scholae sed vitae discimus

Ungkapan di atas berasal dari pepatah kuno Latin yang memiliki makna mendalam bahwa manusia belajar bukan demi belajar itu sendiri (sekolah) melainkan demi kehidupan. Rasanya, makna ini sangat relevan dengan kondisi sekarang ketika para pelajar hanya belajar demi mendapatkan nilai yang baik, demi lulus ujian, namun melupakan makna belajar yang sesungguhnya: melatih dan menempa diri untuk hidup yang lebih baik di masa kini dan mendatang.


Lihatlah betapa dangkalnya aktivitas belajar di sekolah-sekolah kita. Fokus pembelajaran bergeser dari upaya mengembangkan diri dan melatih ketrampilan untuk meningkatkan kualitas hidup ke tujuan temporer semu, yaitu mendapatkan nilai kelulusan. Bukan hal yang diharamkan untuk mendapatkan nilai yang cemerlang, namun jauh lebih berharga bila proses pembelajaran yang mereka tempuh memberi nilai dan refleksi yang mendalam tentang kehidupan. Berbagai upaya pun ditempuh agar lulus, agar nilai mereka memenuhi syarat kelulusan. Kalau mereka tidak siap, segala upaya curang ditempuh agar lulus: mencontek, menjiplak, mengkopi pekerjaan orang lain, dan berbagai perbuatan tak terpuji yang lain.

Memang bukan sepenuhnya salah mereka. Sistem pembelajaran kita memaksa pelajar untuk berbuat demikian. Ujian yang hanya mengukur kemampuan menghafal, aktivitas kelas yang kering, dan sistem yang korup telah memandulkan gairah belajar. Sekolah dengan segala perangkatnya menjadi salah satu penyumbang signifikan bagi kemandegan dan ketumpulan daya kreatif pelajar kita.

Akibatnya, belajar menjadi kegiatan yang membosankan, kering, dan melelahkan. Padahal, manusia sejatinya adalah makhluk yang amat kreatif dan inovatif. Tak jarang potensi pelajar kurang atau bahkan tidak berkembang. Menyedihkan? Memang.