Puisi adalah salah satu karya sastra yang memiliki struktur unik sehingga bukan perkara mudah untuk memahaminya. Seringkali kita harus membaca sebuah puisi berulang-ulang untuk menggali makna yang ingin disampaikan penyairnya. Ini tidak berarti bahwa puisi yang baik (baca: bermutu) harus rumit dengan pilihan kata (diksi) yang sulit. Kualitas puisi sangat tergantung pada kekuatan tema yang diusung dan pesan yang ingin disampaikan, disamping juga keindahan bahasa yang terkandung di dalamnya.
Dilihat dari struktur dan penulisannya, puisi dapat dibedakan menjadi banyak jenis seperti pantun, syair, gurindam, puisi kontemporer, dan lain-lain. Pada kesempatan ini, kita akan melihat secara lebih mendalam pada jenis puisi yang dapat digolongkan sebagai puisi naratif.
Apa itu puisi naratif?
Puisi naratif adalah puisi yang menceritakan serangkaian peristiwa dengan menggunakan perangkat-perangkat puisi (poetic devices) seperti ritme, rima, bahasa yang ringkas, dan struktur bunyi. Dengan kata lain, sebuah puisi naratif menceritakan sebuah kisah, namun kisah tersebut disampaikan dalam wujud dan gaya puisi. Banyak unsur yang terdapat dalam sebuah cerita pendek (cerpen) juga ditemukan dalam puisi naratif. Beberapa unsur penting dalam puisi naratif adalah karakter (tokoh), seting (latar), konflik, dan plot (alur).
Bagaimana awal mula puisi naratif?
Sebenarnya narasi adalah bentuk tertua dari puisi. Jauh sebelum kertas dan tinta untuk menulis ditemukan dan juga sebelum adanya penemuan alat percetakan, manusia sering berbagi cerita sebagai salah satu bentuk hiburan. Cerita-cerita lisan ini sering digunakan untuk menuturkan tentang kejadian-kejadian sejarah. Dalam cara yang kurang lebih sama dengan jaman ini dimana kita menyebarluaskan berita melalui surat kabar, cerita-cerita lisan dulunya juga digunakan untuk menyebarluaskan kabar tentang peristiwa-peristiwa sejarah yang sudah lewat. Untuk membantu mengingat rincian peristiwa yang telah berlalu, orang mulai menggunakan rima dan ritma untuk mendandani cerita-cerita mereka agar memiliki kualitas musikal sehingga cerita-cerita tersebut lebih mudah diingat. Dengan melagukan cerita, kata-kata yang terkandung di dalam cerita menjadi terpateri. Inilah awal mula bagaimana puisi naratif tercipta.
Dalam hal apa puisi naratif memiliki kesamaan dengan cerita pendek?
Kesamaan keduanya terletak pada unsur-unsur yang terdapat pada keduanya, misalnya, karakter (tokoh), seting (latar), konflik, dan plot awal, tengah, dan akhir yang jelas. Puisi naratif memiliki unsur-unsur instrinsik sebagaimana cerpen. Dalam puisi naratif kadang tidak hanya terdapat satu tokoh tapi juga bisa banyak tokoh. Latar lebih sering dinyatakan secara tersirat (implisit) ketimbang tersurat (eksplisit), dan konfliknya lebih bersifat internal ketimbang eksternal.
Bagaimana kita dapat menganalisis puisi naratif?
Untuk menganalisis puisi naratif, luangkan diri untuk membaca secara keseluruhan puisi (yang umumnya lebih panjang ketimbang puisi konvensional) sambil memikirkan beberapa pertanyaan berikut:
- Siapa tokoh yang diceritakan dalam puisi?
- Apa yang dilakukan tokoh?
- Apa yang terjadi dengan tokoh?
- Peristiwa apa yang terjadi?
- Bagaimana tokoh terpengaruh oleh peristiwa yang terjadi atau mengambil sikap atas peristiwa tersebut?
- Apa yang dapat kita pelajari dari puisi tersebut?
- Pesan apa yang kita dapatkan dari puisi tersebut?
Di mana kita dapat menemukan puisi naratif dalam kehidupan keseharian kita?
Meskipun puisi naratif merupakan salah satu bentuk sastra tertua, ini tidak berarti bahwa jenis puisi ini sulit ditemukan pada jaman sekarang. Kenyataannya, setiap kali kita menghidupkan radio, kita dapat mendengar puisi naratif pada banyak stasiun radio. Cara terbaik untuk menemukan atau mendengar puisi naratif adalah melalui lagu. Lagu adalah bentuk puisi yang sederhana yang dipadukan dengan musik, dan lagu yang menceritakan suatu kisah adalah puisi yang dipadukan dengan musik.
Dari uraian di atas, kita dapat simpulkan bahwa puisi naratif adalah salah satu jenis puisi yang bertutur tentang seorang tokoh yang mengalami peristiwa atau konflik tertentu. Pergulatan tokoh ini ditulis dalam bentuk puisi yang mengambil bentuk narasi.
